Beranda | Artikel
Mengembangkan Kekayaan - Bab 222 - Hadits 478-480 - Kitab Al-Adab Al-Mufrad (Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.)
Selasa, 24 April 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Mengembangkan Kekayaan – Bab 222 – Hadits 478-480 merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. dalam pembahasan Kajian kitab Adabul Mufrad karya Imam Bukhari rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 17 Jumadil akhir 1439 H / 05 Maret 2018 M.

Download juga kajian sebelumnya: Sifat Kasar – Bab 221 – Hadits 475-477 – Kitab Al-Adab Al-Mufrad

[sc:status-adabul-mufrad-ustadz-syafiq-riza-basalamah-2014]

Kajian Tentang Mengembangkan Kekayaan – Bab 222 – Kitab Al-Adab Al-Mufrad

Pada hadits ke-478 ini dibahas tentang bagaimana seseorang memiliki dan mengembangkan kekayaannya. Ada sebagian umat Islam yang salah kaprah dalam memahami dunia ini. Betul bahwa dunia ini tidak ada nilainya di sisi Allah. Tapi dunia ini adalah bekal kita menuju akhirat. Dunia ini adalah jembatan yang menghantarkan kita kepada akhirat. Kita bisa memahami bagaimana para sahabat dari kalangan Anshar bisa bershadaqoh dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dan bagaimana orang-orang Muhajirin merasa mereka tidak dapat mencapai derajat orang-orang Anshar. Secara ibadah, banyak amalan yang orang kaya dan miskin bisa melakukan secara bersamaan. Tapi ada amalan yang khusus untuk orang kaya. Amalan ini tidak bisa dilakukan kecuali orang yang memiliki harta. Orang miskin bisa jadi mempunyai niat untuk hal itu, semoga Allah memberikan apa yang dia niatkan seperti apa yang telah diamalkan oleh orang kaya. Haji, umroh, membangun masjid, sedekah, membangun sekolah dan lain sebagainya.

Bab ini diperuntukkan kepada kita yang mengaku muslim tahu bagaimana bergaul dengan dunia ini. Jangan sampai kita menjadi budak dunia. Jangan sampai siang, malam, pagi, kita selalu memikirkan dunia. Seorang muslim dituntut untuk terus bekerja untuk kelangsungan hidup dia di dunia ini.

Hadits 478

Abu Nu’aim menceritakan kepada kami, ia berkata:

 حَدَّثَنَا حَنَشُ بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ مِنَّا تُنْتَجُ فَرَسُهُ فَيَنْحَرُهَا فَيَقُولُ: أَنَا أَعِيشُ حَتَّى أَرْكَبَ هَذَا؟ فَجَاءَنَا كِتَابُ عُمَرَ: أَنْ أَصْلِحُوا مَا رَزَقَكُمُ اللَّهُ، فَإِنَّ فِي الْأَمْرِ تَنَفُّسًا

Hanasy bin al-Harits menceritakan kepada kami dari ayahnya, ia berkata, ‘Kuda salah seorang dari kami melahirkan, lalu ia menyembelihnya seraya berkata, ‘Akankah aku hidup hingga aku dapat menunggangi anak kuda itu?’ Lalu datanglah surat ‘Umar kepada kami, ‘Hendaknya kalian memperbaiki apa yang Allah berikan kepada kalian, karena dalam masalah ini ada suatu kelapangan.’

Pada hadits di atas diceritakan bahwa ketika seseorang mendapati kudanya melahirkan, ia menyembelih anak kuda itu bukan karena ingin dagingnya. Tapi karena dia berfikir bahwa dia tidak mungkin menunggangi anak kuda itu ketika sudah besar. Maka daripada dia tidak bisa menunggangi, lebih baik disembelih agar bisa menikmati dagingnya. Apabila pemikiran seperti ini tersebar di masyarakat, maka manusia tidak akan menjaga hartanya untuk orang-orang yang datang setelahnya. Maka ‘Umar bin Khattab mengirim surat agar pemahaman yang menyimpang ini kembali kepada pemahaman yang lurus.

Maka dalam masalah menjaga harta yang telah Allah titipkan, kita tidak menyia-nyiakannya. Kalau memang kita sudah tidak membutuhkan hasilnya, kita bisa mensedekahkan hasilnya. Sampai burung-burung yang terbang makan dari sawah kita, kita akan mendapatkan pahala sedekah dari sana.

Hadits 479

Abul Walid menceritakan kepada kami, ia berkata: Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Zaid bin Anas bin Malik:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّﷺ قَالَ: إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَ فِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا

Dari Anas bin Malik, Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabada, “Apabila Hari Kiamat datang sementera ditangan salah seorang diantara kalian ada bibit pohon kurma, maka sekiranya ia mampu menanamnya sebelum Kiamat datang, hendaknya ia menanamnya.

Hadits ini menganjurkan agar menanam pepohonan, menggali sumber-sumber air, atau melakukan amal-amal lain yang secara umum mendatangkan manfaat, walaupun hasilnya sangat lambat. Hadits ini juga menganjurkan seorang agar benar-benar memanfaatkan kesempatan diakhir hayatnya untuk menanam pepohonan, sehingga orang bisa mengambil manfaat dari pepohonan tersebut setelah ia wafat dan pahala akan terus mengalir kepadanya serta merupakan shadaqah darinya hingga Hari Kiamat.

Dengarkan penjelasan lengkapnya dan download MP3 kajian tentang Mengembangkan Kekayaan – Bab 222 – Kitab Al-Adab Al-Mufrad


Jangan lupa untuk membagikan rekaman kajian ini ke saudara-saudara kita atau teman-teman kita baik itu melalui Facebook, Twitter, Google+, atau media yang lainnya agar kebaikan ini tidak berhenti begitu saja. Jazakumullahu khairan
[stumble]


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30935-mengembangkan-kekayaan-bab-222-hadits-478-450-kitab-al-adab-al-mufrad-ustadz-dr-syafiq-riza-basalamah-m/